MENYULAM PUISI BERCAMPUR SIRIH-PINANG
(Masuk dalam finalis 30 besar Lomba Puisi Nasional #3 Eropa 2019 yang diselenggarakan oleh Event Hunter Indonesia)
Adalah kematian, yang
Tak sengaja dikawinkan
Di atas pohon
Datanglah sekompi
Pasukan berani-mati
Mereka saling Mengejek awalnya
Kemudian membunuh dalam
Sebuah kenistaan
Banyak orang terlibat
Dalam adegan itu:
Ada yang melihat
Ada yang memamah *sirih-pinang sambil
Menyulam tenunan
Adat yang diambil
Dari larik-larik
Puisi yang ditanam
Bertahun-tahun di
Malaka dan Belu
Intonasi mendaur ulang
Irisan belis yang masih terpanggang
Adat dan budaya Membutakan mata ribuan
Makhluk untuk Mensabdakan
Sirih-pinang sebagai Ibu yang tidak dihamili buah
Kesepakatan
Mereka hidup dalam
Bayang-bayang dosa sebagai
Ritual yang dinyanyikan
Ave Maria
Menepakkan kaki di atas tanah
Bermerahkan percikan dosa
Bukan dosa
Melainkan merah yang membawa
Ke kedalaman sejarah
Benih tertanam
Meninggalkan cinta -- seorang ibu
Kepada anak dan cucunya
Berharap ‘kan dijaga
Menjadi layaknya pertiwi
Elok dan rupawan
Rupanya tak cukup
Menengok sang hari
Tanpa sirih-pinang
Hampa sepi
Tanpa cinta, tanpa syahduh
Dipeluk dingin
Kedua kota
Tak perlu sirih-pinang
Hanya mereka
Yang menyulam kata
Bercampur si merah
Memerankan budaya
Keindahan
Awan tak bisa
Menggambaran mesranya
Para *Ina dan sirih-pinangnya
Anak-cucu
Cemburu
Itu yang dirasakan
Saat Ina lebih memilih
Mesra dengan si sirih
Daripada anak-cucunya
Megah
Itulah sirih-pinang
Tenang
Damai
Keterangan:
*Ina (bahasa Tetun Belu dan Malaka): berarti Mama.
*Sirih-pinang: cemilan khas para ina di sepanjang hari.
Kontak Penulis:
WA: 082236217829
Email: nessa.klau26@gmail.com
Instagram: joanessaa
Bagussss sekali 🥺❤️🌈
ReplyDeleteMakasih kaka syg❤🤗
DeleteLuar biasa👍
ReplyDeleteTerima kasih🙏
DeleteProud of you :))
ReplyDeleteThank you🙏
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAwww sukaaa😚
ReplyDeleteTerima kasih❤
Delete